Lentera.co.id — Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Maluku Utara Bersatu kembali menggelar aksi didepan Walikota Ternate dan kediaman Gubernur Maluku Utara, Senin, 30 September 2019.
Baca juga:
• Menolak RUU, Ribuan Mahasiswa turun ke Jalan
• Aksi Tolak RUU Sempat Ricuh, Satu Mahasiswa Tertembak
Massa aksi ini terus menolak Rancangan Undang-undang (RUU) yang kontroversial, seperti RUU KUHP, RUU Pertanahan, RUU, Minerba hingga RUU Ketenagakerjaan. Pun mendesak agar RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (P-KS) disahkan.
Kordinator Lapangan, Aslan, mengatakan ada juga beberapa tuntutan lainnya, seperti menolak kenaikan tarif BPJS, mengusut kasus penembakan mahasiswa, hentikan diskriminasi mahasiswa dan wartawan dan stop aparat terlibat dalam konflik agraria, serta stop kekerasan terhadap perempuan.
Baca juga:
• Mahasiswa Ternate Aksi Lagi, Tolak RUU Ngawur dan Sahkan RUU P-KS
• Himasylva Desak PT. WBN dan PT. IWIP Angkat Kaki dari Tanah Akejira
Massa aksi dari berbagai Universitas ini juga mendesak agar cabut 313 izin Pertambangan, izin perkebunan sawit, IUP HHAK-HA di Malut. Mereka juga menuntut untuk segera menyelesaikan problem air bersih di Kota Ternate, naikkan harga komoditas, selamatkan akejira dan penjarakan koruptor. (Ajn)